Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

FILOSOFI PENGABENAN DARI GUGURNYA RESI BISMA



FILOSOFI PENGABENAN DARI GUGURNYA RSI BHISMA

Pengabenan umat Hindu menggunakan filosofi yang diambil dari Gugurnya Rsi Bhisma dalam perang Bharatayudha ditengah Kurukshetra. Badannya penuh dengan panahnya Sang Arjuna. Setelah rebah badanya sama sekali tidak menyentuh tanah karena disanggah ribuan panah. Rsi Bhisma gugur karena pembayaran sumpahnya Dewi Amba yang reinkarnasi menjadi Sri Kandhi. Senjata Sri Kandhi yang pertama kali menembus kekebalan badannya Resmi Bisma, setelah kekebelannya hilang sebagai pembayaran sumpahnya Dewi Amba, kemudian senjatanya Dresta Jumena dan ribuan panahnya Arjuna menembus seluruh tubuh Resi Bisma. Nilai-nilai yang dapat diambil dari sini adalah:
1.    Rsi Bhisma. Rsi adalah orang yang telah mencapai tingkat kesucian tinggi. Dari sini diambil filosofi bahwa jasad harus melalui proses penyucian. Bhisma berasal dari kata Wisma atau tempat atau wadah, yaitu wadahnya Sang Jiwatman atau Stula Sarira atau unsur-unsur Panca Maha Butha. Kata Resi Bisma mengandung filosofi proses penyucian terhadap Panca Maha Butha.
2.    Sri Kandhi. Sri = sinar suci (Div) kemudian menjadi Dewa. Kandi = kanda = dudonan atau tahapan.
3.    Dresta Jumena: Dresta = pedoman
4.    Seribu panahnya Sang Arjuna (Sang Dananjaya) = Dana dan Jaya artinya tulus iklas. Angka 1000 diambil dari angka Samkhiya adalah mengembalikan unsur Panca Maha Butha dari alam Bhur Loka ke Swah Loka (kehadapan Sang Pencipta).
5.    Mohon toya pemanah (Toya Manah). Air minum yang diminta oleh Rsi Bisma diberikan oleh Duryudhana mempergunakan sebuah Kundi Manik sebagai simbul indriya, ditolak oleh Rsi Bisma sebagai simbol penolakan indria (tidak lagi ngulurin indria), lalu minta kepada Arjuna, digunakan  sebuah anak panah (manah = intuisi = keneh, suara hati), air muncrat dari tanah (air klebutan). Ini merupakan dasar filosofi Manah Toya. Tirta Pemanah artinya: toya berasal dari sindhu atau hindu atau windhu artinya kosong atau sunya. Pemanah artinya: pe dan manah = alam pikiran. Tirta Pemanah = untuk mengembalikan  Panca Maha Butha berdasar ketulusan hati.
6.    Tiga anak panah sebagai bantal Rsi Bisma sbg simbul leluhur, juga mengandung makna Gegalang pisang kayu dan pis bolong 250 kepeng.
7.    Air untuk membersihkan badan diminta kepada Duryudana, diberikan menggunakan tempayan emas, tapi ditolak, sebagi simbul penolakan segala gemerlap duniawi.  Arjuna menggunakan dua panah dipanahkan keatas kmd panah pertama jatuh diatas kepala Resi Bisma, dan panah yang satunya lagi jatuh di kaki. Oleh karena itu pembersihan harus dimulai dari kepala. Dari sini diambil filosofi Toya Penembak yang diambil dari Campuhan pada tengah malam tanpa lampu (gelap) dan diambil oleh sanak keluarga. Maknanya sebagai sarana pemrelina mantuk maring Sangkan Paran (Ah … Ang) dan untuk menetralisir awidyanya sang lampus. Toya Penembak: pe = pemutus; nembak = pembuka jalan. Tirta Penembak: untuk memutuskan agar terbentuk jalan ke Sunya Mertha.
8.    Menjelang menghembuskan nafas terakhir Rsi Bisma berpesan kepada Arjuna agar jasadnya dibakar menggunakan senjata Geni Astra yang disimbulkan sebaga tirta pengentas. Tirta Pengentas: Pe = pegat, ngen = ngen-ngen = trena, tas = hangus. Tirta Pengentas untuk memutuskan dan menghilangkan Tresna agar kembali kepada kekuatan amertha yaitu ke Siwa Merta.
9.    Senjatanya Dresta Jumena adalah pelukatan. Dresta = sima = adat. Jumene = jumeneng = dikukuhkan sebagai pedoman.
10. Page yang dipakai untuk pebersihan menggunakan paga karena badan Resi Bisma tidak menyentuh tanah melainkan ditunjang oleh panah.
11. Penggunaan page dan leluhur merupakan ciri unsur bhur, bwah, swah loka.

Comments

Popular Posts