Search This Blog
Kita semua adalah pelayan; biasa jadi pelayan keinginan sendiri, pelayan orang lain, pelayan masyarakat atau pelayan Tuhan ; jadilah pelayan yang mampu menyelamtkan diri di dunia dan akhirat
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
SUBHATMA
ARTI DAN FUNGSI BUNGA
Bunga merupakan sarana pokok dalam persembahyangan dan sangat banyak
digunakan dalam yadnya. Sarana
berupa bunga memiliki peranan yang sangat penting untuk kelengkapan dan
kesempurnaan suatu proses persembahan atau yadnya, baik yang digunakan untuk
pelaksanaan yadnya setiap hari (nitya karma),
maupun untuk keperluan yadnya dalam waktu-waktu tertentu (naimitika karma).
Kalau kita perhatikan kaitannya dengan pelaksanaan upacara Panca Yadnya, bunga
banyak digunakan dalam upakara banten, sesajen atau bentuk upakara yadnya
lainnya.
Kemudian dalam kepentingan yang lain, bunga
juga dipakai sebagai suatu hiasan untuk menumbuhkan suasana indah dan
menciptakan suasana nyaman dalam suatau kegiatan tertentu, baik dalam
lingkungan keluarga, aktifitas kemasyarakatan, kegiatan hiburan, kegiatan hari
raya nasional, kegiatan pesta perkawinan, kunjungan pada tempat-tempat tertentu, kunjungan
kenegaraan, dalam percintaan, kedukaan, ziarah ke kuburan dan sebagainya.
Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang
sangat pesat, kebutuhan akan bunga di masyarakat semakin meningkat,
walaupun dalam penggunaannya tidak berkaitan dengan kepentingan upacara agama. Dalam perkembangan
pariwisata, bunga juga di perlukan dalam jumlah besar sebagai perhiasan. Sungguh banyak manfaat dan kegunaan
bunga dalam kehidupan manusia. Demikian juga di dalam kehidupan umat Hindu,
bunga memiliki nilai relijius, nilai spiritual dan nilai kesucian yang sangat
tinggi.
Bunga yang digunakan untuk keperluan yadnya
atau persembahan, bukanlah bunga yang sembarangan atau bunga yang diperoleh
asal ada atau asal dapat, tetapi bunga yang dipilih khusus sesuai dengan
sumber-sumber sastra suci dalam ajaran agama Hindu.
Menyimak makna sebuah sloka
suci Bhagavadgita IX.26:
Patraým pûspam phalaý toyaý
Yo me bhaktyã prayacchati,
Tad ahaý bhakty-upahåtam
Asnãmi prayatãtmanaá.
Siapapun yang dengan
sujud bhakti kepada-Ku, mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, sebiji
buah-buahan, setetas air, aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang
berhati suci.
Menyimak makna sebuah sloka suci dalam kitab
suci Bhagavadgita di atas, ada kalimat yang menegaskan penggunaan bunga sebagi
sarana dalam upacara yadnya. Dalam sloka tersebut ada tersurat kata puspam yang maksudnya adalah bunga yang digunakan
sebagai sarana suci dalam upacara yadnya. Istilah lain dari bunga adalah puspa, kembang, sekar dan ada juga menyebutnya dengan nama kusuma.
Puspa atau kembang merupakan benda yang
disuguhkan sebagai cara untuk menunjukkan perasaan yang dapat memberikan suatu
kepuasan. Puspa atau kembang juga merupakan sarana untuk menyampaikan isi hati dan rasa
bhakti kepada Hyang Widhi Wasa karena mempersembahkan bunga sebagai suatu upakara sebagai wujud
yadnya. Landasan utama dalam menghaturkan persembahan adalah suatu ketulusan
atau kesucian hati yang disertai dengan cinta kasih. Walaupun persembahannya
sederhana yaitu dengan sekuntum bunga, apabila disertai dengan landasan
kesucian dan cinta kasih, maka persembahan yang demikianlah yang diterima oleh Hyang
Widhi.
Apabila memiliki kemampuan untuk
mempersembahkan yadnya yang serba banyak, serba mewah, serba meriah, serba
semarak, juga tidak ada salahnya, sepanjang semua persembahan tersebut
merupakan persembahan yang terhormat, persembahan yang dilandasi oleh rasa
ikhlas dan suci. Tentu hal tersebut pahalanya juga baik, karena Hyang Widhi
dapat menerima persembahan yang disertai dengan kesadaran hati yang tinggi.
Namun akan terjadi sebaliknya apabila
persembahan yang diberikan justru sifatnya pamrih karena semata-mata untuk
menerima balasan-Nya, suatu persembahan yang sifatnya paksaan, dan persembahan
untuk mewujudkan rasa gengsi karena status sosial yang dimiliki. Suatu
persembahan akan dapat diterima dengan terpuji, bilamana kesederhanaan
serta kesemarakan disertai oleh pendalaman maknanya dan berlandaskan pada
konsep kebenaran atau dharma.
Berdasarkan Rgveda X.90.2.
(Tuhan sebagai wujud kesadaran
agung merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada. Ia adalah raja di alam yang abadi dan
juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan yadnya).
Didalam kitab Rgveda tersebut kita jumpai teori
yadnya, dimana Maha Purusa dalam menciptakan didunia ini, Ia lakukan melalui
yadnya dan yang dipergunakan sebagai yadnya adalah badan-Nya sendiri.
Pengorbanan yang tertinggi adalah kurban yang dilakukan dengan mengorbangkan
diri sendiri. Bila disimak lebih lanjut, apapun juga yang dijadikan kurban
dalam upacara yadnya itu tidak lain dari pada-Nya, karena Maha Purusa pada
permulaan ciptaan-Nya menjadikan semua ini dengan jalan berkurban yang berasal
dari diri-Nya sehingga dengan demikian dunia dan seisi alam ini identik
dengan-Nya.
Bersambung…………………….
- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
Posted by
SUBHATMA
wangsa, soroh, kasta dan warna di Bali
- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
SUBHATMA
BUNGA YANG BOLEH DIGUNAKAN UNTUK YADNYA
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment