Search This Blog
Kita semua adalah pelayan; biasa jadi pelayan keinginan sendiri, pelayan orang lain, pelayan masyarakat atau pelayan Tuhan ; jadilah pelayan yang mampu menyelamtkan diri di dunia dan akhirat
Featured
- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
SUBHATMA
BAJU AGAMA
Baju
apa yang harus kita pakai?
Bagaimana
cara kita pakai baju?
Untuk
apa baju itu?
Dimana
kita pakai?
Kapan
kita pakai?
Di dunia
ini sebagai mahluk hidup khususnya manusia yang merupakan level hidup tertinggi
karena memiliki kemampuan kemampuan yang paling utama, yaitu memiliki pikiran
dalam kelahirannya sebagai manusia. Secara naluri selalu membutuhkan
perlindungan terhadap dirinya sendiri, khususnya badan ini membutuhan
perlindungan dari semua kondisi dan situasi. Badan butuh perlindungan dari
panas dan dingin, badan juga butuh kesejukan baik secara lahir maupun batin.
Demikian juga kita dalam kehidupan ini membutuhkan perlindungan dari segala hal
yang dapat terjadi pada tubuh yang abstrak ini seperti perindungan fisik,
pelindungan rohani, perlindungan pikiran, dan perlindungan intelektual. Oleh
karena itu kita menggunakan “Baju Agama”.
Itulah
sebuah ilustrasi dalam memilih dan menggunakan baju Agama. Dalam beragama,
semua orang ingin mendapat perlindungan melalui pelaksanaan agama yang dipakai
sebagai sarana mencari perlindungan itu, maka baju agama juga perlu disesuaikan
dengan swadharma dan kemampuan kita.
Sebagai contoh seorang petani tidak mungkin akan memakai jas, dasi dan sepatu
lengkap lalu memikul cangkul berangkat keladang/ kesawah untuk mencangkul. Sama
seperti seorang pejabat tinggi atau seorang direktur sebuah perusahan yang
tidak mungkin menggunakan baju selayaknya orang yang akan pergi kesawah saat ke
kantor. Tidak ada larangan seorang petani tidak boleh mencakul ke ladang dengan dengan pakaian seperti itu atau sebaliknya.
Namun perlu dipikirkan lagi kepantasanya. Demikian juga menggunakan baju agama
perlu penyesuaian yang pantas.
Demikianlah
dalam agama Hindu, untuk penggunaan agama, pembelajaran, serta penerapan dan
aplikasinya dalam kehidupan juga disesuaikan dengan kemampuan dan pekerjaan
masing-masing. Sekalipun hampir semua orang ingin yang paling bagus dan
pengetahuan yang paling tinggi, sama seperti berpakian semua ingin yang paling
bagus dan mahal, tentu perlu ada etika sosial yang perlu kita pahami bersama.
Jaman
sekarang juga baju agama bisa saja disalahgunakan, contohnya mengaku seorang
rohaniwan berpakian dan berpenampilan religius padahal mentalnya adalah seorang
koruptor atau malah berprilaku kriminil. Sama dengan kehidupan sekarang, dikira
seorang pejabat menggunakan jas, dasi lengkar, ternyata seorang perampok. Tidak
ada bedanya manusia yang beragama pada jaman kali yuga ini.
“dusta kasinengguh sadhu,
sadune kasinengguh dusta”
Orang yang curang dianggap
sebagai orang yang baik dan jujur, orang yang baik direndahkan sebagai pendusta
dan penitpu. Orang yang tidak tahu agama akan banyak berteori agama namun
prilakunya sangat bertentangan dengan apa yang dia katakan, karena diliputi
oleh awidya.
Menggunakan
baju agama untuk kemunafikan dan menutupi dirinya dari kecurangan. Mantra,
Sloka, dan Ayat Suci mulai dipolitisi menurut kepentingannya, bukan dijadikan
perenungan untuk dihayati. Mantra, Sloka Dan Ayat Suci dikaji
dan diuji untuk direndahkan bukan untuk didalami dan diagungkan. Begitu banyak
baju agama yang dipakai setiap orang dengan warna yang berbeda menurut
kepantingannya, hal ini justru tidak dapat diterima sebagai persamaan tapi
malah dijadikan peluang konflik di dalam kehidupan untuk menyamakan perbedaan.
Dalam
mengunakan baju agama sering dibanding-bandingkan dengan baju orang lain yang
sudah pasti dari segala segi adalah berbeda. Saya sangat menyayangkan orang
yang berpikir tentang mengambil perbandingan dengan agama lain. Hindu itu bukan
Kristen, Islam, Katolik, bukan yang lainnya. Lantas kenapa kita tidak mau
menunjukan diri, justru dogma dan sakralisasipun dibanding-bandingkan untuk
diadopsi. Perbandinga bukan berarti tidak perlu, itupun perlu untuk kita
ketahui, untuk bisa menghormati, menghargai dan memahami perbedaan orang lain
tetapi diri kita adalah diri kita
sendri bukan orang lain. Baju kita adalah baju kita bukan baju tetangga, ukuran
baju kita adalah badan kita bukan badan orang lain.
Untuk
itu kita perlu mengenal diri sendiri sebelum mengenal orang lain. Sepanjang
kita mengunakan ukuran baju orang lain, maka sepanjang itu juga perasaan akan
tidak nyaman, maka kedamaian yang diharapakan akan semakin jauh, maka tujuan
hidup di dunia dan akhirat semakin kandas. Sehingga kita akan selalu dibawa
oleh gelombang dunia ini. Baju agama itu bermanfaat bagi perlindungan fisik
kita, rohani, nurani dan pikiran kita. Maka dalam pelaksanaanya ditentukan oleh
ukuran kita sendiri bukan ukuran orang lain.
Untuk renungan yang terlewatkan
- Get link
- X
- Other Apps
Popular Posts
Posted by
SUBHATMA
wangsa, soroh, kasta dan warna di Bali
- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
SUBHATMA
BUNGA YANG BOLEH DIGUNAKAN UNTUK YADNYA
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment