Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

BUNGA YANG BOLEH DIGUNAKAN UNTUK YADNYA

Dalam berbagai upakara atau banten agama Hindu, bunga merupakan sarana pokok dan mengandung makna tersendiri sesuai dengan jenis upakara atau wujud bantennya. Untuk upakara yadnya perlu dipilih bunga yang baik ketika digunakan sebagai persembahan atau sarana pemujaan maupun dipakai sebagai sarana upacara yadnya secara umum. Bunga tersebut antara lain bunga yang mekar, bunga yang harum baunya, bunga yang indah warnanya, bunga yang tidak mudah  layu, bunga yang dalam keadaan segar atau bunga yang baru di petik, bunga yang tidak tua atau kering, serta bunga lainya yang memenuhi syarat-syarat kesucian.
Perlu di ingat, bunga sebagai sarana dalam upacara yadnya, sebelum digunakan hendaknya terlebih dahulu diperciki tirtha pengelukatan agar terbebas dari segala kotoran dan malapetaka. Jenis-jenis bunga yang dianggap baik bila digunakan sebagai persembahan dapat menghindari umatnya dari perbuatan–perbuatan dosa atau malapetaka.
Berdasarkan berbagai sumber sastra Hindu, Bunga yang dianjurkan adalah:
-        Dalam Kekawin Siswaratri Kalpa, menyebutkan sebagai berikut:
“Menur, kenyeri, arja, kacubung, saha waduri putih, lawan kutat. Asoka saha naga puspa hana tanguli bakula kalak macampaka, saroja biru, bang, putih. Sahananing kusuma halapan ing samangkana. Makadi samining majarja, sulasih panakaraning anggar cana sira”.
Artinya:
Menuh, kenyeri, gambir raja, kecubung, serta meduri putih, dan bunga kutat, asoka serta bunga cempaka. Seroja biru, merah, putih semuanya bunga-bunga hendaknya dipetik yang demikian. Sebagai pelaksanaan pemujaan pagi-pagi, bunga sulasih, sebagai sarana memuja beliau (Siwa).
-       Dalam Lontar wariga Cemet, ada juga menjelaskan tentang bunga yang di bolehkan sebagai sarana upacara agama (upacara penebusan atma), serangkaian dengan upacara pitra  yadnya, antara lain: Bunga Jepun, Sari, Sincer, pucuk pasat, Tulud Hyuh, Kwanta, Soka keeling, Kenyiri putih, Gambir Lima, Kabari walanda Syulan, Tiga kancu, Sedap malam, anggrek Wulan, Kamrakan, Gunggung Cina, Mawar, pucuk dadu, Tunjung Bang, Jepan Sudamala, Seruni putih, Anggrek Madu, Sarikonta, Temen, Sempiol, pucuk susun, Soka, Natar. Kuranta, kembang kuning, cempaka keeling, bunga gambir, Tunjur, Lungsur, Panca  Galuh Grayas, Sandat, Sokasti, cempaka kuning, Cempaka putih, Katrangan, Bunga parijata, pucuk Bang Lamba, Teleng biru, Menuh Susun, Angsana Wungu, Teleng Putih, Dause Gde, Medore putih, Sulasih harum, Tunjur Tutur, Sudmala, Tunjung Nilawati, Grana Petak, Gadung, dan bunga Monasuli ergilo.
-    Dalam Naskah Siwagama, menegaskan beberapa bunga yang dibolehkan untuk digunakan sebagai sarana upacara yadnya, terutama untuk membuat “Puspalingga”, serangkaian upacara pitra yadnya yakni untuk memuja upacara pitara dan roh suci leluhur, terutama dalam upacara atma Wedana (Memukul atau Nyekar), antara lain: Bunga Medori Putih Dan Bambu buluh.
-    Dalam Naskah Dasanama, menyebutkan tentang bunga yang memiliki mutu yang baik, yang hendaknya dipilih sebagai sarana upacara yadnya adalah bunga tunjung atau bunga teratai. Bunga teratai atau bunga tunjung dikatakan bunga yang terbaik, yang juga disebut Raja Kusuma atau rajanya bunga-bungaan. Ditegaskan pula, apabila bunga teratai/ tunjung tidak ada, dapat pula memakai jenis bunga yang lainya, asalkan bunga penggantinya memiliki warna yang sesuai, suci, bersih dan tidak layu.
Di samping itu, ada juga jenis bunga yang memiliki nilai utama dalam upacara yadnya yaitu bunga Ratna. Bunga ratna sebagai bunga yang utama untuk memuja tuhan/Hyang Widhi Wasa atau sarana utama dalam upacara keagamaan. Bunga yang memiliki nilai keutamaan merupakan bunga yang dapat menarik daya pesona yang memandangnya, dengan demikian bunga yang demikian itulah yang dapat digunakan sebagai sarana pemujaan.
Demikianlah sekilas uraian mengenai jenis bunga yang baik dan bunga yang diperkenankan untuk digunakan sebagai sarana upacara yadnya.

Bersambung……………………..



Comments

Popular Posts