Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

Cara Berbhakti kepada Tuhan




 NAVAVIDHA BHAKTI

CARA BERBHAKTI KEPADA

TUHAN YANG MAHA ESA



1.   Jenis Cara Berbhakti

            Berdasarkan tujuan pelaksanaan bhakti (bhaktimmàrga), maka bhakti dapat dibedakan menjadi sembilan jenis cara berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga sembilan cara itu sering disebut “nava bhakti” atau “nawa vida bhakti” (nawa “sembilan”). Kesembilan bhakti itu adalah sebagai berikut :

1.      Bhakti Úravaóam adalah bhakti dengan cara mendengar ajaran atau cerita suci yang diambil dari pustaka suci. Orang yang mendengarkan dharma wacana, bila dilihat dari sudut ini adalah bhakti juga. Dalam kekhusukan yang tinggi dan sungguh-sungguh, cara ini pun mampu mengantarkan bhaktanya ke alam sorga atau mokûa seperti pernah dilakukan oleh raja Parikûit sewaktu beliau menyongsong kematiannya karena dikutuk oleh åûi Såògi agar dipatuk oleh naga Takûaka.

2.      Bhakti Kìrtaóam adalah bhakti dengan cara melantunkan kidung suci yang sarat dengan nama-nama Tuhan Yang Maha Esa (sahasra nàma). Åûi Agung Nàrada sangat menggemari cara ini. Kemana pun Beliau pergi senantiasa melantunkan kidung suci. Cara ini juga dilakukan oleh Jayadewa, Tulsidasa, Kabir dan bhakta yang lain. Dengan  cara kirtanam, mereka mendapat kesempurnaan hidup.

3.      Bhakta Smaraóam adalah bhakti dengan cara mengingat nama-nama Tuhan, Yang Maha Esa, mengingat kebesaran-Nya, kemuliaan-Nya dan lain-lainnya. Tentu saja cara ini, seperti juga cara lain, perlu dilatih dan dibiasakan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Sewaktu Pandava pergi ke hutan untuk mencapai dan mendaki gunung Himalaya, mereka memakai cara nàmasmaraóam. Mereka mengingat dan mengenang Úrì Kåûóa dan akhirnya hanya Yudhiûþira yang berhasil mencapai sorga.

4.      Bhakti Sevanam adalah bhakti yang dilakukan oleh bhakta dengan cara melayani makhluk lain.  Melayani orang sakit, orang miskin, orang yang memerlukan pertolongan karena berbagai alasan, dan lain-lainnya. Cara bhakti seperti ini tidak kalah pentingnya dengan cara lain. Malahan cara ini langsung menerapkan ajaran kasih sayang dengan cara melayani makhluk lain. Úrì Kåûóa walaupun beliau Avatàra tetap beåûikap rendah hati dan mau melayani Arjuna dan bertindak sebagai kusir atau sais kereta. Pada waktu para Pandawa menghadap kakeknya Åûi Bhìûma di perkemahan setelah Bhìûma diangkat sebagai panglima perang, Úrì Kåûóa benar-benar sebagai pelayan yang dengan tulus berkenan membawakan sandal dewi Drupadì. Swami Vivekananda menyatakan “layani dan tolong mereka yang miskin sebagai wujud bhakti kepada Daridra Nàràyaóa, Tuhan Yang Maha Esa melindungi mereka yang miskin dan tidak berdaya.

5.      Bhakti Vandanam adalah bhakti dengan cara bersyukur terhadap keberadaan diri sendiri, terhadap rejeki, kekayaan, istri, dan anak. Segalanya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Agung menciptakan dunia ini dengan cara beryajña. Sangatlah pantas setiap makhluk merasa berhutang budhi (åóa) terhadap kasih sayang dan maha pemurah-Nya, Tuhan Maha Pengasih.

6.      Bhakti Arcanam adalah bhakti seorang bhakta dengan cara membuat replika, pretima atau citradevatà (gambar dewa-dewa) sebagai medium bhakti dan penghayatan terhadap kemuliaan Tuhan Yang Maha Esa. Umat Hindu lebih banyak memakai cara bhakti arcanam seperti ini dengan mempersembahkan arca, pratima, dakûina palinggih dan sebagainya untuk mendekatkan dirinya kepada-Nya..

7.      Bhakti Dasyam adalah bhakta yang menganggap pujaannya sebagai seorang tamu, majikan, boss, dan memujanya sendiri merasa sebagai abdi yang pantas melayani dengan patuh dan tulus. Cara bhakti yang semacam ini dikerjakan dan dilakukan dengan baik oleh Hanuman terhadap Úrì Ràma. Pelayanan Hanuman, benar-benar tidak atau sangat sulit ditandingi oleh siapa pun terhadap junjungannya Úrì Rma.

8.      Bhakti Úàkhyam adalah bhakti bhakta yang memperlakukan Ìûþadevatà pujaan-Nya sebagai sahabat dan keluarga seperti yang dilakukan oleh Arjuna terhadap Úrìi Kåûóa.

9.      Bhakti Àtmànividanam adalah bhakti seorang bhakta yang penuh kepasrahan secara total terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Cara dan sikap mental seperti ini dilakukan oleh Prahlada terhadap Sang Hyang Hari atau Viûóu. Tingkat kepasrahan yang sangat tinggi menyebabkan Prahlada senantiasa selamat dari segala taktik kelicikan ancaman maut yang dirancang oleh raja Hiraóyakaûipu, ayah kandungnya sendiri.

            Demikian sembilan cara berbhakti kepada-Nya, para devatà wujud-Nya dan roh suci leluhur dapat dilaksanakan oleh setiap orang. Pelaksananannya dapat dilakukan secara berdiri sendiri atau seperti pada umumnya memadukan beberapa cara dari sembilan cara berbhakti tersebut.

Comments

Popular Posts