Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

MENGAPA MEMUJA TUHAN




JENIS MANUSIA MEMUJA TUHAN

Empat Jenis Tipe Manusia Memuja Tuhan
Caturwidha bhajante mam

Janah sukritino 'rjuna,

Arto jijnasur artharthi

Jnanis ca bharatasabha.

 (Ada empat macam orang yang baik hati memuja Tuhan, wahai Arjuna, yaitu : mereka yang sengsara, yang mengejar ilmu, yang mengejar harta dan yang berbudi, O Arjuna). Bhagawadgita, VII.16


Mengapa Tuhan perlu kita dekati dan kita puja? Bukankah Tuhan ada dimana-mana. Satu hal yang harus dipahami oleh manusia, bahwa agama dasarnya adalah keyakinan. Dengan dasar keyakinan inilah kemudian manusia yakin bahwa yang di dekati dan di puja itu ada yaitu Ia Yang Mahakuasa segala-galanya serta bersifat maha pengasih, maha pengampun dan sebagainya. Disamping itu kita menyadari bahwa manusia memiliki kelemahan dan keterbatasan. Setelah kita memiliki keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan sadar akan kelemahan serta keterbatasan yang dimiliki manusia maka akan melahirkan sikap mendekatkan diri dan memujaNya, inilah yang disebut dengan Sembahyang. Pada saat sembahyang, Pertama, kita melantunkan doa-doa pujaan dan pujian untuk mengagungkan, menyanjung kemahakuasaanNya. Kedua, menyampaikan segala permohonan, seperti permohonan keselamatan, panjang umur, permohonan dipermudah mencari reziki, permohonan kesembuhan dan sebagainya.

Tuhan ada dimana-mana, Beliau ada di Pura dan di luar Pura, termasuk berada pada setiap insan makhluk. Kalau Tuhan ada di luar Pura ,apa perlunya kita datang ke Pura memuja Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan tentang pentingnya memuja Tuhan di Pura dapat diumpamakan seperti seekor sapi betina. Seluruh tubuh sapi perah terdiri dari daging, tulang, otot, dan lain-lainnya berfungsi menghasilkan air susu. Air susu hanya dapat dikeluarkan lewat puntingnya. Demikian pula halnya bagi manusia kebanyakan yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan, hanya pada tempat yang bersih dan suci akan dirasakan kehadiran Tuhan. Menurut kitab Suci Bhagawadgita Bab VII sloka 16, menyebutkan ada empat tipe bhakta (umat/mamusia) yang baik memuja Tuhan yang dikenal dengan Catur Widha Bhajante, yaitu :

Pertama, Artah: artinya bhakta yang memuja Tuhan karena ditimpa kemalangan, penderitaan, kesusahan dan sakit. Tuhan dipuja dan dipuji, mohon diringankan bahkan dibebaskan dari segala penderitaan, mohon kesembuhan dari penyakit yang ia derita. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri, setiap orang pasti pernah mengalaminya. Segala upaya telah ditempuh untuk kesembuhan dari penyakit yang diderita, mulai dari pengobatan medis (dokter), pengobatan tradisional (dukun dan Paranormal ), tidak juga menunjukkan gejala-gejala kesembuhan. Satu-satunya jalan terakhir ditempuh adalah dengan cara sembahyang (berjapa), mohon kemujizatan Tuhan

Kedua, Artha Arthi: artinya bhakta yang memuja Tuhan dengan tujuan mendapatkan keuntungan material. Begitu kekayaan material dicapai, Tuhan dilupakan, karena kita sangat sibuk dan terlena menikmati kesenangan duniawi. Bahkan mungkin untuk memikirkan mati pun tidak sempat.

Kejayaan menikmati kesenangan material tidak selamanya dapat kita pertahankan, suatu saat pasti mengalami musibah berupa gulung tikar. Pada saat inilah bhakta kembali ingat memuja Tuhan, bahkan dengan cara-cara yang berlebihan, menghaturkan persembahan berupa sesaji dengan biaya yang mahal.

Ketiga, Jijnasuh: Artinya memuja Tuhan dengan mengharapkan kedudukan dan kepandaian atau ilmu pengetahuan. Setiap manusia yang masih tergolong awam dalam hal spiritual, permohonannya ini dianggap wajar. Karena mereka yakin Tuhan Maha Pemurah dan maha pengasih. Apabila permohonannya dikabulkan dan didasari oleh usaha kerja keras, tanpa mengenal putus asa, bertambah teballah keyakinannya kepada Tuhan.

 Keempat, Jnani, artinya : bhakta yang memuja Tuhan karena kewajiban sebagai orang yang beragama. Bhakta ini hanya memuja Tuhan, mensyukuri dan mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala apa yang telah Tuhan berikan.

Kesimpulannya: Tipe Bhakta pertama, kedua dan ketiga, mereka berlaku seperti itu karena memang kemampuannya baru mencapai tarap demikian. Apapun tujuannya memuja dan menyembah Tuhan tidak masalah, yang terpenting mereka percaya dan bhakti kepada Tuhan, dan mereka pun mendapat pengakuan sebagai pemuja Tuhan. Memuja Tuhan dengan dasar pikiran yang masih diselimuti pamrih duniawi, tentunya tidak akan mendapat pahala rohani yang tinggi. Bhakta keempat adalah tingkatan bhakta yang paling mulia, karena didasari oleh pikiran yang suci, tulus, tanpa pambrih, karena mereka yakin bahwa segala kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya telah disediakan oleh Tuhan berupa alam semesta beserta dengan segala isinya. Disinilah Tuhan menguji manusia untuk dapat mengembangkan potensinya dalam rangka mengolah isi alam, dengan tetap berlandasarkan pada konsep menjaga keharmonisan dalam arti luas.


Comments

Popular Posts