Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

BALI DIBAWAH KEKUASAN WANGSA SORA DI INDIA





BALI DIBAWAH KEKUASAAN WANGSA SORA

DI INDIA.

Menurut sejarah perdagangan di Asia, pada awal abad masehi terjadi perubahan jalur perdagangan dari Jalur Darat ke Jalur Laut. Sejak saat itu perairan laut Indonesia mulai ramai dilalui oleh para pedagang dari India ke Cina atau sebaliknya.Jalur perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur disebut Jalur Sutra ( The Silk Road).Pada awal abad masehi di Asia telah tumbuh beberapa Kerajaan Besar seperti : Kerajaan Pala, Kerajaan Campa, Kerajaan Nalanda, Kekaisaran Cina.Persaingan Raja-raja tersebut terjadi untuk memperluas wilayah kekuasaannya,sehingga wilayah Nusantara dikuasai oleh raja-raja besar di Asia. Pada awal abad pertama Pulau Bali berada dibawah kekuasaan Raja Raja India dari Wangsa Sora, sehingga masyarakat Bali mulai mendapat pengaruh Agama Hindu dengan melakukan pemujaan kepada Para Dewa. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya Guci Kamadetu di Desa Pacung- Buleleng. Menurut penelitian Bapak Prof. Gede Ardika, Guci Kamadetu tersebut merupakan hasil Budaya Masyarakat India Selatan.Menurut catatan seorang musafir dari Yunani yang bernama Jambulos, pada tahun 78 M rombongannya terdampar di Bali. Beliau dihadapkan pada seorang kepala suku yang sangat Kharismatik dan disegani oleh masyarakat Bali.Secara pisik masyarakat Bali mempunyai bentuk fisik yang besar dan kuat dengan melakukan pemujaan terhadap para Dewa seperti Dewa Brahma, Dewa Wisnu. Namun secara mayoritas masyarakat Bali memuja Dewa Matahari( Dewa Surya) yang disebut dengan Hyang Ahi.Keterangan dari Jambulos ini secara arkeologis dapat dibuktikan dengan ditemukannya Kerangka Mayat dengan ukuran yang besar pada situs Arkeologi di Gili Manuk. Menurut informasi dari Bapak Ketut Sulaba yang merupakan salah satu angota panitya pembangunan di Desa Sangsit  mengatakan bahwa  pada saat pembangunan Pura Segara Sangsit tahun 1948 M ditemukan Peti Batu dengan Kerangka Manusia yang secara fisik mempunyai ukuran yang sangat besar. Karena ketidaktahuannya, maka peti Batu itu dihancurkan dan kerangka mayat itu di bakar. Perubahan bentuk pemujaan dari Roh Nenek Moyang kepada Para Dewa,maka terjadi perubahan Pusat Orientasi Pemujaan kearah Timur atau arah Matahari Terbit (Kangin) untuk memuja Dewa Matahari.

 Dalam Markandeya Purana disebutkan bahwa Ekspedisi Rsi Markandeya yang pertama mengalami kegagalan karena diserang oleh penyakit. Jika dikaitkan dengan ungkapan Jambulos dapat dijelaskan bahwa wangsa wisnu telah menyebarkan pengaruhnya di Bali pada awal abad pertama, namun karena sesuatu hal maka Sekte Wisnu tidak dapat berkembang bagus di Bali. Mayoritas masyarakat Bali yang melakukan pemujaan kepada Dewa Matahari terkait dengan besarnya pengaruh kekuasaan Wangsa Sora di India Selatan pada awal abad Pertama.Disamping itu konsep pengembangan agama dari wangsa Sora lebih mengadopsi adat kebiasaan masyarakat setempat dengan menggunakan istilah Hyang untuk para Dewa. Perwujudan Dewa Pujaan dengan menggunakan Batu – Batu Alam yang disebut Batu Taulan. Dan Tempat-tempat yang disucikan atau tempat pemujaan disebut Ulan. Ulan yang berarti suatu tempat yang disucikan berkembang menjadi Kemulan yang digunakan untuk memuja roh para leluhur di Bali.  




Comments

Popular Posts