Skip to main content

Featured

pertama di indonesia

 

JAPA





JAPA

OLEH; IGM SUNARTHA

A.Pengantar

Dalam jaman Kali yuga ini hanya japa satu-satunya cara termudah untuk menyadari tentang Tuhan.

Hidup begitu singkat, waktu terus berlalu, dunia ini penuh misteri. Pangkaslah simbul-simbul avidya, dan raihlah kebahagiaan nirvana. Pendeknya jika saat itu anda tidak melakukan japa maka waktu terbuang percuma. Mereka yang hanya makan, minum, dan tidur, serta tidak melakukan japa maka ia hanya akan menjadi mahluk-mahluk penghuni dunia.

Sebuah manra dalam agama Hindu, mempunyai seorang Rsi, yang menganugrahkan pada duni ini; metrum yang mengatur modulasi suaranya dan seorang  dewata atau keberadaan supranatural baik yang lebih rendah atau lebih tinggi, sebagai daya informasinya.

Biji atau benih, merupakan kata atau rangkaian kata yang sangat bermakna, yang memberi kekuatan khusus. Semua mantra mempunyai kekuatan yang sama atau potensi yang sama. Janganlah meragukan ajaran-jaran kitab suci kepercayaan sekejap akan dapat menjatukanmu.  Orang yang berkeinginan lemah, yang tidak mempunyai keyakinan dalam ber-japa, tidak mencapai apapun dalam jalan kerohanian.

Japa dari sebuah mantra mengantarkan para praktisi pada realisasi tujuan tertingginya, walaupun ia tidak memiliki latar belakang pengetahuan terhadap makna mantra.



B. Makna Japa

            Japa adalah pengulangan setiap mantra atau nama Tuhan dengan terus menerus. Japa merupakan jalan yang mudah menuju realisasi Tuhan. Tukaram dari Deo, orang suci dari Maharasthra, Dhruva, Prahlada, Valmiki, Ramakrisna, paramahamsa, semua ini telah mencapai pembebasan dengan cara mengucapkan nama Tuhan.

Japa merupakan hal penting dalam angama dari yoga. Ananyaú cintayanto màm ye janàá pary upàsate,teûaý nityàbhiyuktànàm yogakûemaý vahamy aham.                      Bhagavadgita IX.22.

(Mereka yang memuja Aku sendiri, mengingat Aku selalu, kepada mereka Aku bawakan apa yang mereka perlukan dan akan Aku lindungi apa yang mereka miliki

Japa adalah pengulangan mantra terus menerus sedangkan dhyana adalah meditasi pada wujud Tuhan dengan segala sifat-Nya.

            Japa merupakan pengulangan mantra atau nama apapun dengan bhava dan perasaan. Japa melenyapkan ketidak sucian pikiran, memusnahkan dosa-dosa dan membawa para bhakta berhadapan dengan Tuhannya

            Setiap nama berisi kekuatan yang tak terbatas. Sebagaimana api yang mempunyai kekuatan membakar benda, demikian juga nama tuhan mempunyai kekuatan membakar dosa-dosa dan keinginan, lebih manis lagi dari segala yang manis, lebih berguna deri segala benda yang berguna, lebih murni dari segala yang murni adalah nama Tuhan.

Pengucapan sebuah mantra secara berulang-ulang menhasilkan kekutan dan daya gerak spiritual yang luar biasa dan meningkatkan kesan-kesan spiritual atau samskara. Pengucapan sebuah mantra menghasilkan vibrasi. Pengucapan “Om Namah Sivaya” memberikan wujud tuhan Siva, dalam pikiran, pengucapan “Om Namo Narayana”memberi Wujud tuhan Hari.

Kemuliaan nama tuhan tidak dapat di tegakan melalui akal dan kecerdasan. Secara pasti hanya dapat dialami melalui pengalaman, dan kesadaran, melalui bhakti, keyakinan dan pengucapan yang terus menerus.

Japa terdiri dari yaitu ; Mansika japa atau japa mental, Upamsu-Japa atau japa dengan suara bergaung dan Vaikari japa atau japa yang diucapkan keras dan dapat didengar.



C. Manfaat

I. Japa menambah kekuatan aliran pikiran yang mengarah pada objek. Ia memaksa pikiran menuju ke Tuhan, menuju pencapaian kebahagiaan abadi, yang akhirnya mencapai dharsana Tuhan. Pengucapan mantra secara terus-menerus akan memootong kebiasaan-kebiasaan baru dalam pikiran dan otak.

            Bila mengucapkan mantra milikilah satvika bhava atau sudha bhava (perilaku mental yang benar, perasaan sattva). Pengucapan yang mekanis mempunyai efek yang luar biasa. Vibrasi dalam vikiran yang dibentuk oleh pengucapan mantra, membersihkan citta, dan membawa ke citta sudhi. Makin pendek mantra yang dipakai akan membuat pikiran lebih terpusat.



II. Japa memurnikan hati

Japa meneguhkan pikiran

Japa menghancurkan sad-ripu

Japa memusnahkan siklus kelahiran dan kematian

Japa membakar dosa-dosa

Japa menhanguskan samskara

Japa melenyapkan keterikatan

Japa memberi sifat vairaga



D. Tatacara melaksanakan japa

        Lakukanlah pembersihan diri dulu apabila tidak dapat mandi, bersihkanla tangan, kaki, muka dan dan badan. 

        Lakukan japa menghadap keutara atau ketimur untuk menambah kemujisatan japa. Duduklah diatas rumput kusa atau kulit rusa atau permadani. Bentangkan secari kain putih diatasnya.

        Lakukan beberapa doa sebelum memulai japa. Lakukan sikap duduk yang mantap secara santai. Saat mengucapkan mantra usahakan perasaan dan sikap mental bahwa tuhan bertahta dalam hati kita. Menghancurkan keinginan dan kerinduan dan pikiran-pikiran buruk.

Jangan sekali-kal melakuka japa dengan tergesa-gesa, lakukan secara perlahan dengan Bhava pemusatan pikiran dan bhakti. Ucpkan mantra dengan tenang tanpa kesalahan. Jangan melakuan japa terlalu cepat aau terlalu pelan. Jangan menggunakan telunjuk saat memutar mala.



Pada akhir  jama Kali-Yuga rsi Narada menghadap brahma, Sang Pencita, dan bertany: ya deva bagaimana aku dapat melewati jaman Kali, dengan mengembara di bumi ini? Brahma menjawab: dengarkanlah bahwa apa yang tetap di pelihara sruti dalam rahasia dan bersembunyi, dengan mana manusi dapat menyebrangi jaman Kali Yuga ini. Seseorang dapat melepaskan pengaruh jahat jaman Kali Yuga hanya melalui pengucapan nama Tuhan Narayana; bolehkah aku tatu nama tersebut ? brahma menjawab :

Hare rama hare rama , rama rama hare hare, hare krisna hare krisna, dkrisna rina hare hare



Penyebutan nama tuhan tersebut melenyapkan avrana atau tabir kebodohan jiwa yang di kelilingi oleh sinar suci. Kemudia ibarat matahari yang menyinari dengan cahaya yang terang benerang setelah awan itu lenyap, maka hanya para brahmana sajalah yang bercahaya penuh kesemarakan .

        Narada bertanya: oh Tuhan, bolehkah aku tahu aturan–aturan yang harus dipatuhi dalam mengucapkan mantra itu? Brahmana  menjawaab ; tidak ada aturan yang membatasi . siapapuan yang mempunyai pikiran murni dmaupun tidak murni, selalu mengucapkan nama Tuhan, akan mencapai Saloya (dunia yang sama dengan Nya), Samipya (mendekati-Nya), Arupya (berbentuk sama dengan-Nya), atau sayugya (terserap kedaam Barahman ).

       



E. BEBERAPA JENIS MANTRA
DEVATA
Om  Sri Maha Ganapataye Namah
Ganapati
Om Namah Sivaya (pancaksara mantra)
Siva
Om namo narayana (astaksara mantra)
Hari
Harih om
Hari
Hari om tat sat
Hari
Hare rama hare rama, rama rama hare hara, hare krisna hare krsna, krisna krisna hare hare
Maha mantra

Comments

Popular Posts